Pejabat Fed & Menkeu AS Silang Pendapat, Rupiah Kena Imbasnya

Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)

Rupiah melemah cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Senin (17/4/2023). Setelah menguat tajam dalam lima pekan beruntun, koreksi yang dialami rupiah terbilang wajar, apalagi sebentar lagi pasar keuangan Indonesia akan libur panjang menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,24%. Depresiasi membengkak hingga menjadi 0,51% ke Rp 14.770/US$ pada pukul 9:04 WIB.

Indeks dolar AS yang rebound sejak Jumat pekan lalu memberikan tekanan bagi rupiah. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut menguat 0,54% pada perdagangan Jumat dan berlanjut lagi 0,1% pada Senin (17/4/2023) pagi ini.

Dolar AS mampu bangkit setelah Gubernur The Fed Chirstopher Waller mengatakan meski bank sentral sudah agresif menaikkan suku bunga, tetapi masih belum membuat banyak progres membawa inflasi kembali ke target 2% dan perlu untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi.

Selain itu, Presiden The Fed wilayah Atlanta, Raphael Bostic mengatakan kebaikan suku bunga 25 basis poin sekali lagi akan membuat The Fed mencapai terminal rate dengan lebih yakin mampu menurunkan inflasi ke target.

Tetapi di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan The Fed kemungkinan tidak perlu lagi menaikkan suku bunga. Sebabnya, pasca kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan dua bank lainnya, perbankan di Amerika Serikat kemungkinan akan lebih berhati-hati menyalurkan kredit, sehingga likuiditas akan menjadi lebih ketat.

“Perbankan kemungkinan akan lebih berhati-hari dalam kondisi saat ini. Kita sudah melihat pengetatan standar penyaluran kredit di sistem perbankan dibandingkan sebelumnya, dan kemungkinan akan ada pengetatan lebih lanjut. Pembatasan kredit bisa menjadi subtitusi untuk keniakan suku bunga The Fed,” kata Yellen dalam adara “Fareed Zakaria GPS” CNN, yang dikutip CNBC International, Minggu (17/4/2023).

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia mencatat, berdasarkan data transaksi 10 – 13 April 2023, aliran modal asing masuk Rp 8,21 triliun. Terdiri dari Rp 5,12 triliun masuk ke pasar SBN dan Rp 3,10 triliun ke pasar saham.

Jumlah ini jauh lebih besar dari aliran modal asing yang masuk pada periode transaksi 3 – 5 April 2023. Saat itu, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 4,23 triliun terdiri dari beli neto Rp 2,13 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 2,10 triliun di pasar saham.

Kembali derasnya aliran modal asing menjadi salah satu pemicu penguatan rupiah.

Aliran modal asing mulai masuk lagi ke dalam negeri setelah SVB kolaps. Sebelum kejadian tersebut pada 10 Maret lalu, sebenarnya terjadi capital outflow sepanjang hingga Rp 8 triliun sejak akhir Februari, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).

Pada Februari, capital outflow juga tercatat sekitar Rp 7,6 triliun. Namun, arah angin berbalik sejak SVB kolaps, sepanjang Maret malah terjadi inflow lebih dari Rp 14 triliun.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*