Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor tekstil dan produk tekstil (TP) dan sepatu masih berlanjut di tahun ini.
Kondisi ini telah dikeluhkan pengusaha TPT dan sepatu di Tanah Air sejak kuartal akhir tahun 2022, dan dituding jadi pemicu gelombang PHK di industtri TPT dan sepatu (alas kaki) nasional.
Deputi bidang Metodelogi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi memaparkan, nilai ekspor pakaian jadi (konveksi) dari tekstil pada periode Januari-Maret 2023 anjlok 23,04% menjadi US$1,74 miliar dibandingkan periode sama tahun 2022 yang tercatat mencapai US$2,20 miliar.
“Ekspor komoditas ini terutama turun ke negara tujuan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan,” kata Imam dalam keterangan pers, Senin (17/4/2023).
Data BPS menunjukkan, pada periode Januari-Maret 2023, nilai ekspor ke AS anjlok 31,40% dan ke Korea Selatan turun 4,92% dibandingkan periode sama tahun 2022.
Namun, ekspor ke Jepang naik 14,93%.
“Sementara untuk ekspor komoditas sepatu olahraga, juga turun sebesar 27,24%. Penurunan ekspor ini terjadi terutama ke Amerika Serikat, Belgia, dan Tiongkok,” tutur Imam.
Data BPS menunjukkan, nilai ekspor sepatu olahraga pada Januari-Maret 2023 turun ke US$1,13 miliar dibandingkan periode sama tahun 2022 yang tercatat mencapai US$1,55 miliar.
Di mana, ekspor ke AS anjlok 39,61%, ke Belgia turun 17,05%, dan ke Tiongkok anjlok sampai 38,28%.
Imam mengatakan, penurunan ekspor TPT dan sepatu jadi penyumbang rendahnya kinerja ekspor nasional pada periode Januari-Maret 2023.
“Secara tahunan ekspor mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh penurunan ekspor pada industri pengolahan, ini penyebab utamanya,” jelasnya.
“Penurunannya ini memang cukup besar terjadi pada komoditas kelapa sawit, juga tekstil dan sepatu atau alas kaki. Sehingga 3 komoditas ini memang yang mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia,” kata Imam.
Masih Kritis
Sementara itu, Dewan Kehormatan HIPMI Jawa Barat Cecep Daryus mengatakan, industri TPT nasional masih berada dalam masa kritis sejak akhir 2022 lalu, termasuk di Jawa Barat.
“Akhir tahun lalu kan sudah banyak yang dirumahkan, kalau kondisi seperti ini terus akan nambah lagi” kata Cecep dalam keterangan tertulis yang dirilis Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Senin (17/4/2023).